Polres Depok berharap evaluasi dan kajian secara mendalam berkaitan pemakaian atau uji coba sistem satu arah (SSA) di empat jalan utama harus dilakukan kembali walaupun ada informasi dari pakar UI bahwa kegiatan tersebut efektif . Kewenangan sepenuhnya ada ditangan Pemkot setempat.
“Dapat kabar dan informasi hasil kajian secara akademik dari pakar di Universitas Indonesia (UI) program uji coba SSA yang telah berlangsung satu bulan tujuh hari ini berjalan efektif dapat mengurangi kemacetan saat jam sibuk kerja mulai Senin hingga Jumat,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Depok Kompol Sutomo, Sabtu (16/9).
Walaupun menurut pakar dari UI uji coba SSA cukup efektif, namun diharapkan jangan terburu-buru memutuskan, tapi harus ada evaluasi lanjutan berkaitan dengan keluhan dan aksi masyarakat sekitar terhadap uji coba SSA tersebut.
Menurut dia, masih banyak yang harus dilakukan jika memang SSA akan dipergunakan seperti infrastruktur perlu ada penambahan seperti pelebaran jalan di simpang lima Jalan Nusantara, pertigaan Jalan Kartini dan Jalan Dewi Sartika.
Juga perlu memundurkan trafic light persis di pertigaan Ramanda di Jalan Raya Margonda dan Jalan Arief Rahman Hakim, dan sejumlah pita kejut penyeberangan orang di beberapa titik lokasi.
Biang Krodit
Yang jelas, lanjut Kompol Sutomo, masih ada kendala. Dia menegaskan semua menjadi kewenangan Pemkot Depok untuk memutuskan program SSA dilanjutkan atau tidak.
“Karena jajaran Polres Depok khususnya Satlantas hanya pengambilan hukum saja , soal pemegang penuh kewenangan ada di Pemkot Depok,” tegasnya.
Untuk kemacetan dan antrean terparah di jalur SSA tersebut terjadi di ruas Jalan Dewi Sartika, khususnya Sabtu dan Minggu kemacetan berimbas hingga ke Jalan Nusantara, Jalan Raya Muhtar dan Jalan Raya Pitara, bahkan termasuk ruas Jalan Raya Margonda sebagian.
Ia mengakui kalau hari Sabtu dan Minggu jalan tersebut biang krodit. “Namun jajarannya selalu siap diturunkan untuk mengatur arus lalu lintas di kawasan tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Depok Muhammad Idris, beberapa waktu lalu sampai saat ini memang belum ada keputusan final dipakai atau tidaknya SSA di empat jalan utama Kota Depok. “Kami tetap akan melakukan koordinasi atau rapat evaluasi dengan jajaran terkait seperti Polres, Kodim dan Dishub berkaitan uji coba SSA,” katanya
Lalu lintas di Jalan Margonda Raya, Depok, kerap mengalami kemacetan lantaran banyaknya ojek online yang mangkal hingga angkot yang ngetem. Polisi menyebut perilaku ojek dan sopir angkot tidak ubahnya seperti laba-laba. Kok bisa?
Polisi cepek atau Pak Ogah yang biasa mengatur jalan di perempatan dirangkul pihak kepolisian. Adalah Polres Depok yang menggandeng Pak Ogah ini untuk bersama-sama membantu masyarakat. Mungkin muncul pertanyaan, mengapai Pak Ogah malah dipelihara Polres Depok? Sebenarnya bukan dipelihara, tetapi dengan merangkul mereka, diharapkan bisa ikut membantu mencegah tidak pidana. "Sehingga mereka terkontrol dan tidak terjadi perbuatan pidana, pemberian rompi tujuannya menjaga keselamatan mereka. Karena rawan saat mereka mengatur, tapi tidak terlihat," kata Kasubag Humas Polres Depok AKP Firdaus yang dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Rabu (9/8).
Pada kesempatan apel pagi Satuan Lalu Lintas Polresta Depok ( 9/8/17 ) Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Drs H. Sutomo, Msi memberikan arahan kepada seluruh jajaran Lalu Lintas Polresta Depok sekaligus memberikan rompi Mitra Polisi kepada Pak Ogah di Depok. Selain diberikan rompi Mitra Polisi, mereka juga diberikan pengarahan tentang pengetahuan tertib berlalu lintas dan pengaturan lalu lintas.
Jajaran Polresta Depok melakukan sosialisasi keamanan, keselamatan, ketertiban kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar Lantas) dan meningkatkan disiplin berlalulintas.