Warga Depok harus tetap waspada hari ini (17/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat memprediksi hujan deras disertai angin akan melanda Kota Depok. BMKG juga meminta masyarakat menghindari kawasan yang rawan longsor, dan pohon besar.
Prakirawan BMKG Jawa Barat, Jadi Herdiman mengatakan, Senin (17/2) sejak siang hingga malam masih akan turun hujan di Kota Depok. Suhu udara di Kota Depok antara 22 sampai 31 derajat celcius, dengan kecepatan 20 kilometer per jam, dengan tingkat kelembaban 60 sampai 90 persen.
Dia mengatakan, hujan deras masih terjadi. Kawasan Depok yang menjadi perhatian tim BMKG antara lain, Bojongsari, Sawangan, Sukmajaya, Cilodong, Cipayung, Cimanggis, Tapos, Beji, Limo, Pancoranmas, dan Cinere.
“Semua berpotensi hujan lebat, tidak perlu panik, kita hanya perlu waspada, dan hindari kawasan yang rawan bencana,” kata Jadi Herdiman kepada Radar Depok, Minggu (16/2).
Sementara, Kabid Penanggulangan Bencana, Deni Romulo mengatakan, masih akan tetap waspada menghadapi cuaca di Kota Depok. Pihaknya juga mengaku telah mempersiapkan anggotanya untuk tetap waspada terlebih jika bencana datang.
“Jika memang membutuhkan bantuan karena bencana kami selalu siap membantu,” tutur Deni Romulo.
Dia juga mengatakan, agar masyarakat bisa menelpon nomor darurat yang telah disebar Damkar Depok, atau menelpon Mako Damkar di nomor 021 77827280, atau Call Center Depok Siaga 112. Deni mengatakan, warga yang terdampak banjir di Perumahan Puri Bella dan Villa Bunga telah dievakuasi dan mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
“Yang terdampak mencapai 21 KK, tidak ada korban jiwa. Bisa dilihat seluruh rumah di perumahan Puri Bella terendam banjir,” tuturnya.
Selain itu, air hujan juga menggerus jalan yang ada di bawahnya terdapat saluran air, hingga menyebabkan longsor. Karena tertutup material longsoran, aliran air dari kali tersebut tersendat dan meluap ke perumahan warga. “Kondisi air memang sedang tinggi, sedangkan saluran air tidak memadai sehingga meluap naik dan membanjiri rumah warga, lalu terjadi longsor,” bebernya.
Sejumlah petugas Damkar, Tagana, Babinsa TNI, dan Babinkamtibmas kepolisian diturunkan guna mengamankan wilayah terdampak banjir. Deni mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR agar segera menurunkan petugas sekaligus alat berat untuk mengangkut material longsor dan memperbaiki jalan yang tergerus.
“Sementara kita akan pasang plang, sebagai rambu rawan longsor sehingga masyarakat tidak memaksa lewat lokasi longsor,” papar Deni.
Sementara itu, Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Banjir Kota Depok, Gandara Budiana menyebutkan, beberapa hari ini telah terjadi bencana alam banjir dan longsor.
Di antaranya, tembok pagar gudang roboh di Gang KUD Sidamukti RT001/017 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong. Kemudian banjir di Perumahan Puri Bella RT002/006 Kelurahan Kalimulya, Cilodong. Serta banjir di Perumahan Tirta Mandala, Sukamaju, Cilodong.
Gandara menilai, bencana ini lantaran curaah hujan cukup tinggi. Khususnya di wilayah Tapos, Cimanggis, dan Cilodong. Hal itu juga mengakibatkan debit air meningkat di beberapa kali yang berdampak ke rumah warga.
“Ada turap kali jebol dan meluap ke perumahan warga. Seperti di perumahan Tirta Mandala, dan di Cilodong dekat IPLT perumahan Puri Bella. Juga di Tapos perumahan Arcadia terdampak banjir,” terang Gandara kepada Radar Depok.
Gandara mengaku, pihaknya sudah menerjunkan sepuluh orang petugas di setiap titik bencana, dibantu jajaran DLHK, PUPR, Wahana, serta TNI dan Polri guna menangani bencana tersebut.
“Kami kerahkan juga dua unit pompa untuk mengatasi banjir,” ucap Gandara.
Saat disinggung mengenai jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan bencana ini, Gandara menegaskan belum mengetahui jumlah korban dan kerugian. “Sampai saat ini belum ada informasi jumlah korban dan kerugian yang timbul,” tuturnya.
Terpisah, salah satu pengurus Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Depok, Romdhoni mengatakan, pihaknya menurunkan 29 personel guna membantu penanganan bencana di beberapa titik di Depok.
“Ada 29 anggota yang kita terjunkan,” singkatnya.
Senada, anggota Tagana Depok, Ari menerangkan, jumlah total warga yang mengungsi akibat banjir sekitar 25 KK atau kurang lebih 100 orang. “Hujan deras selama dua jam, mengakibatkan banjir ketinggian 20-150 cm. Pantauan kami karena disebabkan buangan air atau saluran pembuangan tertutup longsor,” tambah Ari.
Terpisah, warga RT02/RW06 Kelurahan Kalimulya Kecamatan Cilodong, Ngudi Santoso mengatakan, wilayah tersebut memang langganan banjir. Kali pertama terjadi pada awal tahun 2020.
“Kurang lebih sudah tiga kali, yang awal itu pas 1 Januari Walikota sempat datang meninjau. Kedua pada Jumat kemarin, terakhir paling besar itu sekarang sampai 1,5 meter,” tuturnya.
Salah satu warga kompleks Puri Bella Blok 2, Jennes mengaku pasrah dan syok melihat rumahnya sudah tertutup air banjir. “Saya pasrah, udah ga mikirin lagi barang berharga di dalam, yang pasti air banjir merendam sampai kedalam,” Ucap Jennes kepada Radar Depok.
Air luapan kali Mala, meluap saat hujan deras mengguyur Kota Depok sekitar pukul 15.30 WIB, Minggu (16/). Saat itu dirinya tengah beribadah di gereja. “Orang rumah bilang katanya banjir, mereka sudah keluar rumah menyelamatkan diri. Saat saya datang, ternyata air sudah tinggi banget sebatas leher,” bebernya.
Menurutnya, banjir terjadi sejak Jumat (14/2), namun ketinggian air tidak terlalu besar atau sebatas mata kaki sekitar 20 sentimeter, dilanjut Sabtu (15/2) sebatas paha sekitar 50 sentimeter. “Sampai hari ini, banjir tinggi banget. Sebetulnya banjir ini datang dari berbagai arah karena memang letaknya agak bawah juga,” jelasnya.